- Nomor Registrasi
- 201600334
- Domain
- Tradisi dan Ekspresi Lisan
Warahan adalah sastra tutur yang disampaikan oleh satu orang yang awalnya tidak disertai musik. Dalam perkembangannya warahan diiring alat musik tradisional yang disebut gambus lunik. Warahan berasal dari wakha yang dalam bahasa Lampung berarti cerita atau berita. Sastra tutur ini oleh orang pesisir (sai batin) disebut wawarahan dan orang Lampung pepaduan menyebutnya warahan. Pada masa lalu saat warahan dipertunjukkan, pewarah menuturkan cerita di tengah penonton hanya dengan alat penerang lampu semprong. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Lampung dengan dialek bahasa yang tergantung sekali pada asal sang Pewarah.Cerita yang disajikan dalam warahan seagian besar cerita pelipur lara dan cerita ini juga tergantung sekali pada daerah tempat asal warahan. Warahan dari daerah pedalaman memiliki cerita "Labu Handah", "Suhai Lambai", dan "Kaluba", sementara warahan daerah pesisir mengenal cerita seperti "Botan Subing", "Ichaw", dan "Maligai". Cerita ini juga berkembang pada cerita-cerita heroik, seperti "Raden Jambat" dan cerita rakyat seperti "Putri Bungsu", "Si Ahmad yang Patuh", dan "Batu Betangkup".
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
Gallery Photo
Galeri Video
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016