Seren Taun Banten kidul

Tahun
2016
Nomor Registrasi
201600339
Domain
Adat Istiadat Masyarakat, Ritus, dan Perayaan-Perayaan
Provinsi
Banten
Responsive image
Istilah Seren Taun berasal dari kata dalam Bahasa Sunda, seren yang artinya serah, seserahan, atau menyerahkan, dan taun yang berarti tahun. Jadi Seren Tahun bermakna serah terima tahun yang lalu ke tahun yang akan datang sebagai penggantinya. Dalam konteks kehidupan tradisi masyarakat peladang Sunda, seren taun merupakan wahana untuk bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala hasil pertanian yang dilaksanakan pada tahun ini, seraya berharap hasil pertanian mereka akan meningkat pada tahun yang akan datang. Seren taun adalah tradisi ritual pasca panen padi. Masyarakat Banten Selatan dalam kegiatan menyimpan padi ke lumbung padai (Leuit) diawali dengan tradisi Seren Taun ini. Mereka melakukan sejumlah ritual adat, serta mengarak padi dengan rengkong (pikulan padi dari bambu yang berbunyi jika digoyangkan, karena gesekan tali pengikat padi pada pikulannya). Padi yang diarak kemudian di hormati dengan sejumlah ritual rajah, nyerenkeun dan ngimahkeun, dari pembawa padi ke Olot (tetua adat di kampong bersangkutan). Kegiatan diakhiri dengan pesta dan hiburan hingga berhari-hari, menampilkan berbagai kesenian. Upacara ini hingga kini masih dilakukan masyarakat Kaolotan/Kasepuhan Banten Kidul; Cisungsang, Cicarucub, Citorek, Cisitu, Sukamulya dan sekitarnya yang termasuk wilayah administrasi Kecamatan Cibeber dan Cipanas, Kabupaten Lebak.Di beberapa desa adat upacara biasanya diawali dengan mengambil air suci dari beberapa sumber air yang dikeramatkan. Biasanya air yang diambil berasal dari tujuh mata air yang kemudian disatukan dalam satu wadah dan didoakan dan dianggap bertuah dan membawa berkah. Air ini dicipratkan kepada setiap orang yang hadir di upacara untuk membawa berkah. Ritual berikutnya adalah sedekah kue, warga yang hadir berebut mengambil kue di dongdang (pikulan) atau tampah yang dipercaya kue itu memberi berkah yang berlimpah bagi yang mendapatkannya. Kemudian ritual penyembelihan kerbau yang dagingnya kemudian dibagikan kepada warga yang tidak mampu dan makan tumpeng bersama. Malamnya diisi dengan pertunjukan wayang golek.Puncak acara seren taun biasanya dibuka sejak pukul 08.00, diawali prosesi ngajayak (menyambut atau menjemput padi), lalu diteruskan dengan tiga pergelaran kolosal, yakni tari buyung, angklung baduy, dan angklung buncis-dimainkan berbagai pemeluk agama dan kepercayaan yang hidup di Cigugur.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016

Komunitas Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047