Tari Kadam adalah sebuah tari tradisi yang berasal dari desa muaro madras (desa Madras). Menurut cerita dari nara sumber Bapak Saji bahwa awalnya tari ini ditampilkan untuk mengumpulkan masyarakat desa, karena pada zaman dahulu belum ada alat untuk bisa mengumpulkan masa atau warga desa, sementara desa madras adalah sebuah desa yang penduduknya sangat jarang, dengan lokasi desa perbukitan dan rumah penduduk yang berjauhan. Pada saat itu ada seorang laki-laki yang bernama kadam, dan dengan seadanya menggunakan baju ijuk yang terbuat dari ijuk pohon enau kemudian bergerak (menari). Melihat hal tersebut maka penduduk desa menjadi ramai, kemudian dijadikanlah pertunjukan yang dibawakan oleh pemuda bernama kadam, sebagai alat atau media untuk mengumpulkan warga. Saat ini tari kadam masih diperlihatkan dan digunakan apabila di desa madras dilaksanakan kegiatan pengumpulan warga dan acara-acara desa lainnya, seperti ketika saat lebaran, kenduri desa dan beberapa kegiatan lainnya.
Dalam penampilannya tari kadam terkadang dibawakan oleh dua orang penari laki-laki dengan menggunakan gerak-gerak silat siamang (masyarakat setempat menyebutnya demikian), dan menggunakan dua buah pedang. Selain menggunakan gerak-gerak silat siamang, maka dalam penampilannya tari Kadam diiringi gendang, yang biasa disebut dengan gendang silat. Pada zamannya dahulu, perhiasan yang digunakan untuk melengkapi busana ijuk tari kadam, adalah perhiasan yang berasal dari hasil kebun setempat yang berbentuk sayur-sayuran yang biasa mereka tanam di ladangnya, seperti cabe, terong, tomat, dan lain-lain.
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2017
© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya