Bola Nafo

Tahun
2014
Nomor Registrasi
201400085
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Sumatra Utara
Responsive image

Secara harfiah Bola Nafo berarti kantung perlengkapan afo atau bersirih. dari perspektif tradisi Bola Nafo menjadi benda simbolik yang merepresentasikan penghormatan pada tamu, persahabatan sehingga bernilai penting dalam tradisi komunal masyarakat Nias. Bola Nafo merupakan benda anyaman sederhana yang dikalungkan pada leher patung sakral Ina Mbanua, dewi yang dimuliakan orang Nias sebagai lambang kesuburan. Oleh karena itu tradisi makan sirih dan perkembangan perlengkapan bersirih seumur dengan perkembangan masyarakat Nias.

Makan sirih sudah menjadi kebiasaan orang Nias hingga kini laki-laki maupun perempuan, tua dan muda. Bola Nafo masih dibuat oleh perempuan di setiap kampung di Nias bahkan hampir setiap rumah tangga, untuk kebutuhan sendiri dan/atau diperjualbelikan sebagai barang kerajinan di pasar-pasar tradisional dan toko souvenir. Meskipun lebih dikenal sebagai tempat sirih siap kunyah, Bola Nafo juga dijadikan sebagai wadah menyimpan emas. Belakangan Bola Nafo telah dijadikan dompet atau tempat menyimpang uang.

Makan sirih serta penyuguhan sirih merupakan tradisi menghormati tamu di Nias. Setiap pertemuan resmi, upacara-upacara adat bahkan sekedar bertandang selalu diawali dengan tradisi penyuguhan sirih. Bola Nafo dibuat dari anyaman daun Keleomo (sejenis pandan-pandanan) yang dikeringkan, diwarnai dan dianyam dalam berbagai ukuran mulai dari seukuran saku hingga ukuran tas cangklong.

Beragam motif menghiasi kantung sirih ini mulai dari motif yang sederhana hingga motif-motif yang rumit dengan makna tertentu antara lain Ni'otawuyu Nangi (pusaran angin yang melambang percintaan suami-istri), Ni'obakola dan Ni'obowo Gafusi (putik kapas). Secara adat kedudukan Bola Nafo tergolong penting. Bola Nafo dengan motif daun paku- pakuan dan/atau bintang menjadi salah satu barang yang dipersembahkan mempelai laki-laki kepada ibu mertua. Adat Nias juga mengharuskan perempuan yang baru menikah harus memiliki Bola Nafo tersendiri sebagai wadah untuk menyuguhkan sirih siap kunyah yang sudah berisi kapur sirih, bago (tembakau), fino (pinang) dan gambe (gambir) kepada sang suami.

Fungsi umum Bola Nafo sebagai tempat sirih siap kunyah menjadikan wadah dari anyaman daun Keleomo ini masih dilestarikan oleh masyarakat Nias. BPWN merupakan salah satu organisasi non-pemerintah yang secara terus menerus mendorong pembuatan Bola Nafo sebagaimana adanya, mulai dari pengolah daun pandan, pewarnaan alami, penentuan motif/corak dan penganyaman. Museum Pusaka Nias juga pernah membuat Bola Nafo raksasa berukuran 3x3,5 meter untuk menguatkan betapa peranan dan kegunaan kantong sirih itu begitu penting dalam kehidupan masyarakat Nias sekaligus menjaga tradisi cipta motif anyaman dan mempromosikan pemakaian Bola Nafo secara luas. Bola Nafo juga dikenalkan sebagai salah satu buah tangan dari Pulau Nias dengan fungsi dan ukuran yang beragam, mulai dari tempat uang receh hingga tempat dokumen.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2014

Komunitas Karya Budaya

Badan Pemberdayaan dan Warisan Nias (BPWN)

Jln. Pattimura (Kompleks Taman Makam Pahlawan) Desa Mudik

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2014

Maestro Karya Budaya

Melkhior Duha

Pattimura (Kompleks Taman Makam Pahlawan) Desa Mudik

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2014
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2014

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047