Saprahan

Tahun
2011
Nomor. Registrasi
2011001185
Domain
Pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta
Provinsi
Kalimantan Barat
Responsive image

 

Saprahan adalah tradisi maka bersama yang telah dilakukan secara turun menurun dilakukan oleh masyarakat Melayu di Sambas. Saprahan dilakukan dalam keluarga, ketika menerima tamu, pesta perkawinan, hataman, dan syukuran. Saprahan merupakan acara makan bersama dengan duduk bersila berkelompok, setiap kelompok terdiri dari 6 orang. Bentuk saprahan dibedakan menjadi beberapa bentuk sebagaimana yang akan disebutkan di bawah ini: 1. Saprahan Memanjang adalah sajian makanan disusun dan disajikan di atas kain putih yang memanjang sepanjang ruangan yang disiapkan tempat acara jamuan. Tamu duduk berhadapan di ruangan yang disiapkan 2. Saprahan Pendek adalah membentangkan menghamparkan kain saprahan ukuran pendek 1x1 meter dan diatasnya hamparan tersebut diletakkan sajian makanan yang akan disantap oleh para tamu undangan. Setiap sajian dikelilingi 6 orang. Berdasarkan pengaturan sajian saprahan saprahan pendek dibagi (1) saprahan bulatdimana pinggan nasi dikelilingi lauk pauk. Batil dan gelas tempat cuci tangan diletakkan disamping dan di belakangnya diletakkan air minum (2) saprahan membujur dengan alas saprah di mana di tengah alas kain terletak lauk pauk. Pinggan saprah dan tempat air cuci tangan berada di ujungnya (3) Saprahan Membujur dengan alas baki dimana pinggan saprah tempat nasi diletakkan bergandengan dengan batel air cuci tangan diikuti dengan baki tempat lauk. Kelengkapan Saprahan terdiri dari: 1. Kain sebagai alas sajian 2. Batil dan gelas air dan gelas tampang untuk mencuci tangan 3. Pinggan saprah tempat nasi 4. Piring lauk 5 atau 6 piring 5. Pinggan nasi tempat menempatkan nasi sebanyak 6 buah 6. Cawan bertudung atau tertutup sebagai tempat air untuk 6 orang 7. Sendok nasi 8. Sendok lauk 9. Baki besar 10. Baki kecil 11. Serbet Menu saprahan didasarkan pada bentuk saprahannya. Jka saprahan sehari-hari maka lauknyapun bergantung pada tuan rumah memasaknya. Selain itu, terdapat menu untuk saprahan hari kaccik (saprahan pada hari sebelum dan sesudah hari H) biasanya terdiri dari sayur kampung, umbut kelapa, ikan asin, pedak caluk, sambal dan lainnya. Sedangkan saprahan hari besak (hari H) biasanya terdiri dari masak putih ayam atau sapi, semur daging ayam atau sapi, sambal goring ati kentang, ayam goring dan pacri nanas atau terong, telur asin dan acar. Terkadang tuan rumah menyajikan 7 macam hidangan dengan mengambil filosofi dari 7 ayat Surat Al Fatihah. Adapun beberapa persiapan acara saprahan adalah: 1. Bepinjam (mengambil kayu untuk memasak) 2. Beramu (mencari tiang yang akan digunakan untuk mendirikan ruangan tambahan dalam pesta 3. Bepinjam Paccah Ballah (mengumpulkan barang pecah belah untuk keperluan saprahan) 4. Begilling (kegiatan menggiling rempah-rempah untuk bumbu) 5. Merancap (penyusunan pecah belah) 6. Bekaut menyiapkan sajian (memasukkan nasi dan lauk pauk pada pinggan) 7. Besurung (menyajikan makanan) 8. Bebasuk ( proses membersihkan bekas hidangan setelah acara saprahan selesai) 9. Mulangkan barang (mengembalikan barang) Adapun tempat dan alat-alat yang digunakan dalam acara ini adalah: 1. Tarup (tempat duduk undangan) 2. Emper-emper ( mrmpat menyusun hidangan yang telah diisi) 3. Pita Dang (tempat memasak dan membuat bumbu) 4. Kawah (kuali besar untuk memasak nasi dan lauk pauk yang banyak) 5. Tungkuk (tungku) 6. Baki 7. Mogol (tempat memasak air minum Pada acara saprahan makanan dimakan dengan menggunakan tangan sedangkan mengambil lauk dengan sendok. Makna dari saprahan ini melambangkan rasa kebersamaan dan rasa gotong royong dengan falsamafah berdiri sama tinggi dudduk sama rendah. Nuansa Islam sangat kental terlihat dari saprahan ini. Jika hidangan dimakan oleh enam orang maka setiap saprah bermakna rukun iman jika dimakan oleh lima orang makan maknanya adalah rukun Islam sedangkan jika dimakan oleh 7 orang melambangkan 7 ayah dalam surat Al Fatihah.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

Pelaku Pencatatan

H. Arpan S.

Desa Pendawan Sambas

0

Pelapor Karya Budaya

Any Rahmayani, S.S.

BPSNT Pontianak Jl. Letjen Sutoyo Pontianak

bpsntkalimantan@yahoo.co.id

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2011

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047