Tari Gambyong

Tahun
2016
Nomor. Registrasi
2016006272
Domain
Seni Pertunjukan
Provinsi
Jawa Tengah
Responsive image
Tari gambyong adalah tradisi kecil yang berkembang menjadi bagian tradisi besar. Tari ini pada mulanya merupakan tari tl?dh?k yang hidup berkembang di lingkungan rakyat, dan kemudian berkembang menjadi tarian istana atau keraton. Istilah ?gambyong? atau tari gambyong mulai digunakan dalam Serat Centhini yang ditulis pada abad XVIII. Akan tetapi, diperkirakan tari gambyong me?rupakan perkembangan dari tari tl?dh?k atau tayub. Serat Sastramiruda menyebutkan bahwa tari tayub telah dikenal sejak zaman Kerajaan Jenggala (kira kira abad XII), sedangkan tari tl?dh?k dikenal sejak zaman Demak (abad XV), yang disebut dengan ?tal?dh?k barangan? atau tal?dh?k mengamen, yang dipertunjukkan dengan iringan rebana dan kendang serta diawali dengan vokal. Istilah ?gambyong? tampaknya berawal dari nama seorang penari tal?dh?k. Penari yang bernama Gambyong ini hidup pada zaman Susuhunan Paku Buwana IV di Surakarta (1788 1820). Penari tal?dh?k yang bernama ?Gambyong? ini juga disebutkan dalam buku Cariyos Lelampahanipun Suwargi R.Ng. Ronggowarsito (tahun 1803 1873), yang mengungkapkan adanya penari tal?dh?k bernama ?Gambyong? yang memiliki kemahiran dalam menari dan kemerduan dalam suara, sehingga menjadi pujaan kaum muda pada zaman itu. Tari gambyong mulai berkembang pada zaman Susuhunan Paku Buwana IX (1861 1893). Atas usaha K.R.M.T. Wreksadiningrat, tari tersebut diperkenalkan kepada umum dan ditarikan oleh seorang waranggana (pesindhen). Tampaknya pada waktu itu, tari gambyong diperhalus sesuai dengan kaidah kaidah tari keraton, sehingga tari ini mempunyai bentuk yang berbeda dengan sebelumnya. Pada waktu itu, terjadi proses perpaduan tari rakyat dengan tari keraton. Bentuk tari gambyong ini, kemudian berkembang dalam masyarakat. Pada awal abad XX (1920 an), tari gambyong sering disajikan di lingkungan Keraton Surakarta. Susuhunan Paku Buwana X juga sering menyaksikan pertunjukan tari gambyong di Harga (semacam kopel). Sementara itu, Nyi Bei Mardusari mengatakan bahwa tari gambyong sering ditampilkan di Mangkunegaran pada masa K.G.P.A.A. Mangkunegara VII (1916 1944). Bahkan ia menyebutkan penari gambyong yang baik di Mangkunegaran pada waktu itu adalah Sri Kamini Sukanto.

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016

Pelaku Pencatatan

?

?

?

?

Agus Tasman

?

?

?

Rahayu Supanggah

?

?

?

Pelapor Karya Budaya

Prof. Dr. Sri Rochana Widyastutieningrum, S.Kar., M.Hum.

?

?

?

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2016

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047