Randang

Tahun
2013
Nomor Registrasi
201300005
Domain
Kemahiran dan Kerajinan Tradisional
Provinsi
Sumatra Barat
Responsive image

Rendang atau rondang dalam bahasa Minangkabau adalah salah satu makanan tradisional khas Minangkabau yang sangat terkenal di seluruh penjuru Nusantara. Randang sangat dikenal, baik di dalam maupun di luar negeri sebagai masakan dari Padang se hingga seringkali penyebutan rendang adalah rendang padang, bukan rendang Minangkabau. Padahal, daerah penghasil rondang itu sendiri adalah seluruh daerah yang ada di Sumatera Barat, tidak hanya di kota Padang. Rendang atau rondang adalah istilah yang digunakan secara umum di Minangkabau untuk menyatakan salah satu makanan atau masakan sebagai lauk ketika makan nasi. Randang memiliki sebutan yang berbeda-beda dalam masing-masing subsuku bangsa di Minangkabau. Ada yang menyebutnya rondang, andang, dan ondang, tergantung dialek masing-masing daerah. Penyebutan randang sebagai rendang Padang dilakukan oleh orang di luar Sumatera Barat (di rantau) karena orang selain lebih mengenal orang Minangkabau sebagai orang Padang juga karena Padang adalah ibukota Provinsi Sumatera Barat. Apabila disebut rondang, secara otomatis dalam pikiran seseorang yang terbayang adalah sebuah olahan masakan berbahan dasar daging dan santan yang dipadu dengan bumbu rempah-rempah. Randang tersebut memiliki beberapa warna, yakni merah kecoklatan, coklat, sampai coklat kehitaman.

Sejarah randang diketahui telah ada pada tahun 1550 Masehi. Randang juga disebut dalam banyak kesusasteraan Melayu klasik seperti Hikayat Amir Hamzah yang membuktikannya sebagai masakan Melayu sejak 1550-an''. Buzurjumhur Hakim pun pergi pula ke kedai orang merendang daging kambing, lalu ia berkata: "Beri apalah daging kambing rendangini barang segumpal:' Sahut orang merendang itu, "Berilah harganya dahulu:' Meskipun demikian Randang diketahui telah ada di Sumatera Barat sebelum agama Islam masuk ke Sumatera Barat. Jika demikian, maka randang dianggap sudah ada sebelum masuknya Islam ke Sumatera Barat Artinya, randang sudah ada jauh sebelum abad VII Masehi karena Islam masuk ke Sumatera Barat pada tahun 674 Masehi dengan bukti adanya masyarakat Arab di daerah pesisir Pulau Sumatera. Akan tetapi bukti fisik keberadaan randang tersebut belum dapat ditemukan.

Pengertian randong diambil dari kata morandong, yakni suatu proses pengolahan lauk berbahan dasar santan yang dimasak sampai kandungan airnya berkurang, bahkan sampai kering sehingga apabila disebut randong itu artinya olahan masakan yang kering tanpa mengandung air.

Campuran santan dan bumbu yang telah kering menghasilkan warna coklat kehitaman yang enak. Akan tetapi, di beberapa daerah di Sumatera Barat, olahan randong tidak selalu berwarna coklat kehitaman. Bentuk akhirnya terbagi menjadi dua jenis, yakni randong kering dan randong basah (kolio). Rondong kering adalah rondong yang sudah berwarna coklat kehitaman, sedangkan randong basah adalah rondong yang masih berwarna merah kecoklatan sampai coklat.

Randang juga dapat diartikan sebagai makanan yang "diawetkan" melalui proses pemanasan beberapa kali. Randang tercipta karena pada waktu dulu orang yang memasak daging yang banyak dengan santan dan bumbu tertentu sehingga tak habis dalam sehari, kemudian malam harinya dihangatkan, dan tidak habis juga. Agar tidak basi dan tidak terbuang, kembali keesokan harinya dihangatkan sampai pada akhirnya bumbu randang itu kering. Oleh karena itu, randang yang sebenarnya adalah kering air. Keringnya suatu randang menjadikannya tahan dan awet. Jadi, randang adalah sebuah olahan masakan dengan cara dirandang yakni dimasak dengan api sangai (api sangat kecil yang diatur agar jangan sampai menghanguskan) sampai kering yang proses memasaknya dilakukan secara tradisional, yakni dimasak di atas tungku dengan menggunakan kayu bakar. Pada awalnya dimasak dengan api besar, lalu dilanjutkan dengan menggunakan api sangai yang berasal dari pembakaran sabut kelapa. Proses memasak dari santan yang banyak mengandung air atau gulai, kemudian berkurang air menjadi ka/io, dan dilanjutkan dengan memasak kering air itulah yang disebut randang.


Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

Komunitas Karya Budaya

Bundo Kanduang Kab. 50 Kota

Komplek Perkantor Kab. 50 Kota

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

Maestro Karya Budaya

Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013
   Disetujui Oleh admin WBTB Pada Tanggal 01-01-2013

© 2018 Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya


Kontak kami

  • Alamat
    Komplek Kemdikbud Gedung E Lt 10,
    Jln. Jenderal Sudirman Senayan Jakarta, 10270.
  • Email: kemdikbud.wbtb@gmail.com
  • Telp: (021) 5725047, 5725564
  • Fax: (021) 5725047